Minggu, 15 Januari 2012

Mars Angklung Pa Daeng

Mars Angklung


Daeng Soetigna

Ringan agak cepat


Kudaku kudaku mari berhenti
sehari harian langkahkan kaki
menarik pedati kesana kesini

makanlah minumlah sepuas hati


kudaku kudaku terima kasih

kudaku kudaku mandilah lagi
masuklah ke kandang tidur sampai pagi


kudaku kudaku terima kasih



kudaku kudaku menari-nari
lihatlah matanya berseri-seri
sudah kuat lagi menarik pedati
kudaku kudaku terima kasih

kudaku kudaku terima kasih











Jumat, 13 Januari 2012

Antologi Pidato Berbahasa Indonesia

KEMISKINAN DI INDONESIA

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Hj.Undayah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang saya hormati dan rekan-rekan seperjuangan yang berbahagia,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Ghafur, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, pada hari ini, kita masih diberikan nikmat hidup dan nikmat sehat sehingga dapat berkumpul bersama di tempat ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Jungjunan Alam, sang pendobrak kejahiliyahan, sang pembawa risalah Islam yakni Habibana Wanabiyana Muhammad SAW. Tak lupa juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita semua selaku umatnya. Amin.

Resensi Buku Antologi Cerpen

Judul : Anak Kecil dengan Biolanya
Penulis : Panel Vezhinov
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 2002
Tebal buku : vii + 279 halaman
Ukuran : 13 cm x 20 cm

Kumpulan cerpen yang ditulis oleh Panel Vezhinov yang berjudul “Anak Kecil dengan Biolanya” ini termasuk kepada kumpulan cerpen serial cerita klasik yang terdiri dari 9 judul cerpen. Dalam cerpen-cerpen yang ditulis Panel Vezhinov, bahasa yang digunakan tidak mudah dimengerti oleh pembaca sehingga butuh penghayatan dan pengetahuan bagi pembacanya. Buku kumpulan cerpen ini mengisahkan masyarakat Rusia (cerita klasik). Dalam buku ini, pengarang memberikan ilustrasi-ilustrasi yang bisa membawa pembaca terpengaruh oleh cerita-cerita pendek tersebut. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam buku kumpulan cerpen ini, kebanyakan pemeran pria yang berperan dalam cerpen-cerpen tersebut seperti dalam salah satu cerpennya yang berjudul “Laki-Laki Bintang” dan lain sebagainya. Dalam setiap cerpen, nama-nama tokoh tidak disebutkan secara tersirat, seperti aku, ayahku, pelayan-pelayan, laki-laki dan insinyur muda.
Kemudian juga, alur cerita yang digunakan dalam buku kumpulan cerpen in, termasuk alur maju. Penulis banyak menceritakan suasana sesuai dengan keadaan. Dan kumpulan cerpen ini mengisahkan mengenai masyarakat Rusia. Kumpulan cepen ini membutuhkan penghayatan bagi pembacanya dan pembaca dapat terbawa pada cerita yang ditulis oleh Panel Vezhinov ini.

By : Eva Lestari




Judul : Jurnal Cerpen Indonesia
Penulis : Raudal Tanjung Binva dkk.
Penerbit : AKAR Indonesia
Tahun terbit : 2007
Tebal buku : 245 halaman
Ukuran : 14 cm x 21 cm

Buku kumpulan cerpen yang berjudul “Jurnal Cerpen Indonesia” ini terdiri dari delapan cerpen karya beberapa pengarang. Kumpulan cerpen ini merupakan antologi dari beberapa cerpen yang telah diterbitkan di beberapa media cetak. Jurnal cerpen Indonesia ini diterbitkan oleh Lembaga Kajian Kebudayaan AKAR Indonesia yang terbit empat kali setahun.
Secara umum, dalam cerpen ini memiliki tema yang hampir sama yang banyak memberikan makna bagi para pembaca untuk mengambil amanat yang disampaikan dalam cerpen ini untuk dipikirkan.
Latar belakang penulis kebanyakan mengangkat ceritanya dari zaman kolonial karena kebanyakan bahasanya menggunakan bahasa Melayu yang kebanyakan pula terjadi di daerah yang kental dengan adat dan budayanya seperti di Bali.
Antologi cerpen ini mengandung beberapa makna dan pendidikan mengenai pahit getirnya kehidupan dan perjuangan seseorang dalam hidupnya. Namun dalam cerpen ini terdapat kekurangan yaitu tidak ada penekanan pada akhir ceritanya . yang diceritakan hanya permasalahan yang ada pada cerpen tersebut. Dan hampir semua cerpennya memiliki akhir cerita yang menyedihkan.

By : Malasari Dewi




Judul : Gaun Merah Muda
Penulis : Syamsul Arifin
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 2004
Tebal buku : vii + 132 halaman

Buku ini merupakan salah satu buku yang ditulis oleh Syamsul Arifin. Buku ini berisi tentang cerita-cerita pendek. Buku ini sangat menarik untuk dibaca , selain karena tampilan buku yang tidak terlalu tebal, juga “cover” yang menarik perhatian. Tetapi juga isi cerita tidak kalah menariknya.
Buku ini banyak menceritakan problema antara laki-laki dan perempuan yang tiada habisnya. Baik mereka itu sebagai suami-isteri, saudara, teman maupun bukan siapa-siapa. Kodrat perempuan yang halus, malu, lembut dan terkadang ‘gagah’(gayanya) memang sangatlah serasi dengan sifat laki-laki yang lebih mementingkan akal daripada perasaan. Banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang mudah dipahami dan juga jalan cerita yang membuat kita penasaran karena kita tak dapat menduganya.
Akan tetapi, alur cerita pendek ini tidak menentu. Memang menarik, tetapi bagi orang yang awam akan sulit dimengerti dan juga ceritanya tidak menyentuh jika sedih maupun tidak terlalu membuat kita tertawa jika ada yang lucu. Tetapi jika kita memaknainya, banyak nilai-nilai yang mudah dipelajari.

By : Mutia Nuraeni


Judul : Lelaki Ikan
Penulis : Hudan Hidayat
Penerbit : Kompas
Tahun terbit : 2006
Tebal buku : 256 halaman
Ukuran : 14 cm x 21 cm

Buku antologi cerpen yang berjudul “Lelaki Ikan” yang ditulis oleh Hudan Hidayat ini, sebagian besar menceritakan tentang ketuhanan dan kematian. Yang terdapat dalam beberapa judul cerpen diantaranya terdapat dalam cerpen yang berjudul Tungs, Parit Terakhir, dan Lampu Kristal..
Dalam cerpen-cerpen tersebut dijelaskan bahwa tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut ingin menghadapi kematian dengan jalan bunuh diri. Karena mereka menganggap bahwa dengan adanya kematian mereka dapat bertemu dengan Tuhan Yang Menciptakan dan mengatur segala aktifitas manusia di dunia. Tidak takut pada kematian memang bagus, tetapi jika menghadapi kematian dengan jalan bunuh diri itu tidak baik, karena itu sama dengan melawan takdir yang telah menjadi ketentuan Tuhan, dan mungkin mereka meragukan terhadap keadilan Tuhan.
Mereka juga tidak percaya terhadap adanya Tuhan, karena mereka terus mencari-cari adanya Tuhan. Mencari adanya Tuhan memang bagus untuk diterapkan dalam kehidupan seahri-hari, karena semakin meningkatnya rasa penasaran kita terhadap adanya Tuhan, maka akan semakin tinggi rasa ingin bertemu kita terhadap Allah SWT dengan jalan ibadah. Akan tetapi, dalam cerpen-cerpen tersebut, mencari-cari Tuhan itu tidak membuat rasa ingin beribadah kepada-Nya. Mereka meragukan adanya Tuhan. Mereka berpikir bahwa Tuhan menentukan nasib seseorang, akan tetapi nasib tersebut dapat diubah oleh manusia. Dan itu menunjukkan bahwa kekuasaan Tuhan dapat diubah oleh manusia dan mereka menganggap bahwa manusia juga dapat berperan sebagai Tuhan. Padahal hal itu tidak boleh dalam agama.
Jadi, cerpen-cerpen tersebut pada umumnya berisi tentang kematian yang ingin mereka jalani dengan bunuh diri dan mereka tidak percaya terhadap adanya Tuhan.

By : Murti Sri Rahayu


Judul : Sang Jelata
Penulis : Hermawan Aksan
Penerbit : Grasindo, Jakarta
Tahun terbit : 2004
Tebal buku : xiii + 130 halaman

Buku antologi cerpen yang berjudul “Sang Jelata” ini ditulis oleh penulis cerpen asal Brebes yaitu Hermawan Aksan. Buku ini terdiri dari tujuh belas judul cerpen yang mempunyai tema tersendiri. Kumpulan cerpen ini berbentuk semacam monolog yang mempertanyakan keadilan, cinta, tanggungjawab dan apapun yang sangat “kini”. Ketujuh belas cerpen tersebut pernah dimuat di media massa.
Hermawan Aksan, penulis asal Brebes ini mengenalkan bukunya dengan menuangkan hal-hal yang berbau wayang baik pewayangan jawa maupun sunda. Penulis buku ini sangat suka terhadap kisah pewayangan dan dia ingin menunjukkan serta mencungkili berbagai kemungkinan yang ada dalam kisah pewayangan dengan menyuarakan hati, dan bukan bermaksud untuk mendobrak atau merombak kisah pewayangan yang asli.
Kebanyakan cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini menceritakan tentang seorang jelata yang pekerjaannya hanya meratapi kelemahan dirinya sendiri dan memuji kelebihan orang lain, terutama kepada tuan atau rajanya yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari si jelata tersebut. Dia berpikir bahwa dia tidak mempunyai hikayat yang jelas, dan hanya sempat memiliki cita-cita, tetapi tidak dapat meraihnya dengan kuat. Dia hanya memuji apa yang dimilki oleh tuan rajanya. Dia menganggap bahwa rajanya memiliki kedudukan istimewa daripada dia sendiri.
Hal itu membuat si jelata tersebut membuat sebuah patung yang akan dijadikan sebagai gurunya dalam menjalani kehidupan. Patung tersebut seperti halnya manusia nyata. Dia menganggap bahwa patung tersebut bisa menuntunnya dalam menjalani kehidupan. Tetapi apa daya, ibu jari si jelata malah dipotong, karena dia mengikuti perintah si patung tersebut. Tangannya berceceran darah saat bulan purnama datang.
Kekurangan dari buku antologi cerpen ini nampak bahwa bahasa yang digunakan kurang begitu dipahami oleh para pembaca, sehingga sulit untuk mengambil kesimpulan mengenai apa yang diceritakan tiap-tiap cerpen tersebut. Banyak kata yang asing didengar, sehingga para pembaca harus berpikir lama apa makna dari setiap kalimat dalam tiap-tiap cerpen tersebut.
Tetapi di balik kekurangan tersebut, buku ini memiliki kelebihan yang menarik. Yaitu bahasa yang digunakan menarik. Kemudian dalam buku kumpulan cerpen ini, dituangkan hal-hal yang berbau wayang terutama pewayangan jawa dan sunda. Hal itu berarti penulis secara tidak langsung telah sedikit membantu untuk menjaga kebudayaan Indonesia terutama budaya penulis sendiri di daerah Jawa.
Kehadiran buku ini di Indonesia layak untuk diapresiasi. Buku ini mengangkat khas budaya dari kisah pewayangan yang penulis gemari. Diharapkan mampu memberikan motivasi para pembaca untuk lebih berkresi dan berimajinasi untuk menuangkan ekspresinya dalam setebal buku. Selain itu terkait dengan isi buku ini, semoga kita bisa lebih menghargai dan menjaga budaya kita di Indonesia.

By : Dadan Rukmana

ARSIP SMA



MAKALAH
PERS MENGUNGKAP KETIDAKADILAN HUKUM PIDANA
DI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)



Disusun oleh:
XII IPA 2
1. Dadan Rukmana
2. Evi Komalasari
3. Mutia Nuraeni
4. Rendie Prasetyo

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banjar
Jalan K. H. Mustofa 1. Telepon (0265) 741192. Kota Banjar.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pers Mengungkap Ketidakadilan Hukum Pidana di Indonesia”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik kepada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada:
1. Ibu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu membimbing dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkaN, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang dharapkan dapat tercapai, Amin.

Banjar, 01 April 2011

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
Ketika bicara hukum di Indonesia, barangkali masyarakat sudah bosan dan lelah menyaksikan paradoks-paradoks yang terjadi dalam kehidupan hukum di negeri ini. Sudah banyak issue-issue miring yang dialamatkan kepada aparat penegak hukum, baik itu polisi, jaksa maupun hakim. Sudah banyak ketimpangan dan ketidakadilan muncul dalam panggung pengadilan.
Dengan mata telanjang dapat disaksikan bahwa orang miskin akan sangat kesulitan mencari keadilan diruang pengadilan, sedangkan orang berduit akan begitu mudah mendapatkan keadilan. Bukan rahasia lagi, bahwa dalam proses peradilan perkara pidana bila ingin mendapat keringanan atau bahkan bebas dari jeratan hukum harus menyediakan uang, begitu juga para pihak dalam perkara perdata, bila ingin memenangkan perkara maka harus menyediakan sejumlah uang. Dengan kata lain bahwa putusan pengadilan dapat dibeli dengan uang, karena yang menjadi parameter untuk keringanan hukuman dalam perkara pidana dan menang kalahnya dalam perkara perdata lebih kepada pertimbangan berapa jumlah uang untuk itu, daripada pertimbangan hukum yang bersandar pada keadilan dan kebenaran.
Dalam situasi yang serba extra ordinary, dimana bangsa dan negara kita ini sulit untuk keluar dari tekanan krisis di segala bidang kehidupan tidak tertutup kemungkinan bangsa Indonesia akan tambah terperosok ke jurang nestapa yang semakin dalam dan menyeramkan, maka situasi mencekam seperti ini tidak layak hukum menjadi institusi yang banyak menuai kritik karena dianggap tidak becus untuk memberikan jawaban yang prospektif. Pasca tumbangnya pemerintahan otoriter tahun 1998, hampir setiap saat dibumi pertiwi ini lahir peraturan perundang-undangan untuk mengatur dan menjawab problematika kehidupan di negara ini, sehingga keberadaan bangka kita ini dalam kondisi hiperregulated society. Namun, dengan segudang peraturan perundang-undangan, baik menyangkut bidang kelembagaan maupun sisi kegidupan manusia Indonesia, keteraturan (order) tidak kunjung datang. Malahan hukum kita tampak kewelahan, yang akibatnya dengan seabrek peraturan perundang-undangan itu dalam ranah penegakan hukum justru malah menerbitkan persoalan-persoalan baru ketimbang menuntaskannya. Hal ini menurut Satjipto Rahardjo, komunitas hukum dianggap sebagai komunitas yang sangat lamban dalam menangkap momentum.
Dengan adanya pemberitaan mengenai penjara-penjara para pejabat yang seperti rumah mewah, dapat mengungkap bahwa di negara kita, masih banyak ketidakadilan dalam bidang hukum. Kita sering menyebut pemberitaan tersebut dengan pers. Pada bab selanjutnya, akan dibahas mengenai art dan peranan pers serta peran pers dalam mengungkap ketidakadilan hukum di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti dan Peranan Pers

Dalam kehidupan modern, kebutuhan orang akan komunikasi dan informasi semakin meningkat. Informasi dibutuhkan oleh orang untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Dalam hal ini, pers menyediakan berbagai informasi yang berguna bagi masyarakat luas. Dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang pers, pers merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Sebagai lembaga sosial, pers mempengaruhi pola pikir dan kehidupan masyarakat. Pers dapat mempengaruhi masyarakat, karena sebagai komunikator massa. Pers berusaha menyampaikan informasi dengan sesuatu yang baru karena masyarakat sebagai konsumen pers sangat selektif dalam memilih informasi.
Pers dalam menjalankan fungsi, tugas dan peranannya menghadapi tantangan dan masalahnya sendiri. Pers ditantang untuk bekerja lebih professional sesuai kode etik jurnalistik. Dan di lain pihak pers menghadapi masalah bagaimana memperoleh tenaga yang professional, cakap, dan terampil.
2.2 Peran pers dalam mengungkap ketidakadilan hukum Indonesia

Keguncangan politik pemenjaraan di Indonesia kini sedang terjadi. Contohnya, Artalyta Suryani alias Ayin, ternyata bisa menikmati fasilitas mewah di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu Jakarta Timur. Penghakiman publik pun mulai mengarah agar terjadi perbaikan dalam sistem pemenjaraan yang selama ini dianggap tertutup menjadi terbuka. Ada beberapa aspek realitas ketidakadilan di seputar ramainya pemberitaan media tentang dugaan kastanisasi narapidana oleh petugas rutan dan LP. Pertama, kasus ramainya pemberitaan Rutan Pondok Bambu yang telah dominan merebut perhatian publik, pada saat yang sama justru menunjukkan adanya sistem penganggaran dan kebijakan turun-temurun yang tidak memedulikan realitas buruknya keadaan fisik dan keadaan sosial penjara.
Tanpa disadari, keterbukaan akses dunia luar masuk ke dalam penjara pada akhirnya akan membenarkan bahwa keadaan over capacity dan minimnya anggaran untuk biaya hidup narapidana harus diperbaiki. kasus ramainya pemberitaan yang cenderung mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa fasilitas tertentu dapat dinikmati oleh sekelumit narapidana atau tahanan, akan mengarahkan pada perlunya rumusan standar bangunan yang layak secara kemanusiaan terhadap penghuninya. Realitas itu selalu sangat multidimensional karena lingkungan fisik yang buruk jelas akan memengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang. Kita saat ini melihat betapa banyak perbedaan antara idealita dan realita yang berlangsung dalam bangunan sistem pemenjaraan. Kasus tertembaknya sipir penjara yang disusul dengan kaburnya narapidana dari LP Sukamiskin, Bandung, Minggu, Desember 2009, mengagetkan banyak kalangan. Kenyataan ini pada akhirnya menjadi contoh bahwa hampir di semua LP dan rutan di Indonesia, tekanan lingkungan baik fisik maupun sosial menjadi hal yang sangat memengaruhi napi dan tahanan untuk kabur. Pada sisi lain sistem pengamanan tidak berjalan maksimal karena terkendala anggaran dan prosedur.
Berdasarkan filsafat Pancasila dan karakteristik masyarakat Indonesia yang berketuhanan, sangat dimungkinkan mobilisasi ritual keberagamaan di dalam LP dan rutan adalah representasi pembumian aspek kemanusian yang adil dan beradab sebagaimana dalam UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan. Suatu perubahan orientasi politik pemenjaraan dari sistem hukuman berubah menjadi sistem pemasyarakatan bernuansa pembinaan. Karena itu, kini berkembang sistem pembinaan narapidana dengan orientasi yang berbasis di masyarakat (community-based corrections). Hal itu sekaligus menjadi pilihan yang efektif dalam sistem pemasyarakatan dan tentunya dapat didukung dengan terjalinnya skema kerja sama sekaligus lahirnya legal formal mengenai sistem pemsyarakatan Indonesia (sipasindo) yang membutuhkan hubungan mutualisme antara narapidana, petugas, dan masyarakat. Hal ini guna mengimbangi muatan moralis dan agamis serta keterampilan hidup bagi narapidana karena cetak biru kelahiran sistem pemasyarakatan, 27 April1964, adalah mencerdasakan kehidupan bangsa serta menyebarkan perdamaian sosial dan lingkungan dalam ide pengayoman.
Pidana penjara dimaksudkan agar pelaku tindak kriminalitas pidana menyadari kesalahan dan memperbaiki diri agar kembali menjadi manusia yang baik. Di sinilah terjadi kesesuaian antara model pembinaan politik pemenjaraan nasional dan konsep tobat. Karena tobat merupakan satu-satunya cara bagi manusia untuk membersihkan diri dari berbagai bentuk kesalahan dan dosa secara teologi. Tobat dalam pandangan Islam misalnya, berarti ruju; atau kembali pada perbuatan-perbuatan yang baik atau lebih baik. Dalam sistem pemasyarakatan berarti mampu berinteraksi kembali dengan masyarakat setelah melaksanakan tuntutan keadilan.
Jika dilihat dari dari sudut ini, sangat ironis kenyataan interaksi sosial yang terbangun di masyarakat cenderung memberikan stigma negatif terhadap bekas narapidana. Ketiadaan dukungan sosial pada akhirnya menciptakan stress-full yang membuat terasingnya bekas narapidana untuk mengubah diri, yang justru akan berimplikasi negatif dalam melakukan tindakan kriminal agresif. Tindakan agresif ini dapat dipengaruhi dua faktor dominan, yaitu karena naluri alamiah mencari kebermaknaan diri atas orang lain yang tidak ditemukan dan faktor situasional yang mendukung adanya penguatan (reinforcement) atas tindakan agresif tersebut. Sehingga sering ditemukan narapidana yang langganan keluar masuk penjara.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pers merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
2. Pers berperan penting dalam mempengaruhi pola pikir dan kehidupan masyarakat. Contohnya terhadap bidang keadilan hukum, pers dapat mengungkap ketidakadilan hukum di Indonesia yaitu dalam mengungkap narapidana koruptor yang diberikan keistimewaan oleh pihak yang berwenang dalam kehidupan di penjara daripada narapidana yang berasal dari rakyat kecil.
3.2 Saran
1. Untuk pemerintah agar terus mengawasi kinerja bawahannya yang turun tangan dalam urusan hukum. Tanamkan prinsip persamaan di dalam hukum dalam memvonis narapidana, jangan tanamkan diskriminatif dalam menjatuhkan hukuman kepada tiap warga Negara yang melakukan kriminalitas. Intinya harus bertindak adil kepada seluruh Warga Negara Indonesia baik dalam bidang agama, sosial budaya, politik, ekonomi dan lain sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Isi 2006, Jakarta, Depdiknas, 2006.

http://banyumas17.blogspot.com/2009/02/ketidakadilan-penegakan-hukum-di.html




PENGUMUMAN STEI SEBI

Berikut adalah nama-nama siswa yang dinyatakan lulus tes potensi akademik (TPA) dalam ujian yang diselenggarakan STEI SEBI di sekolah-sekolah di daerah Jawa Barat
Nama-nama peserta berikutnya bisa dilihat disini!
A. PESERTAYANG DINYATAKAN LULUS
SMAN 6 GARUT
No
Nama
Asal Sekolah
1
Yopi Hadiana
SMA N 6 Garut
2
Iqbal Mauludin
SMA N 6 Garut
3
Denny Adrian Nurhuda
SMA N 6 Garut



PPI 85 BANJAR
N0
Nama
Asal Sekolah
1
Ulfah Nurusy Syahidah
PPI 85 Banjar



SMA ARRAHMAN
No
Nama
Asal Sekolah
1
Cucu Kurnia
SMA Ar Rahman



SMA YKBBB LELES
No
Nama
Asal Sekolah
1
Asep Kendar
SMA YKBBB Leles
2
Widya Sari Puspita
SMA YKBBB Leles
3
Krisna Hardian S
SMA YKBBB Leles
4
Resnawan
SMA YKBBB Leles
5
Teni Sulastri
SMA YKBBB Leles
6
Moch. Rizki N
SMA YKBBB Leles
7
Trisnawati
SMA YKBBB Leles
8
Danil S
SMA YKBBB Leles
9
Hisyam Sofiyan
SMA YKBBB Leles
10
Maryati
SMA YKBBB Leles
11
Taufik Priyadi
SMA YKBBB Leles
12
Raflie Fajar Firdaus
SMA YKBBB Leles
13
Indra Gustiar
SMA YKBBB Leles
14
Hindi Agfad M
SMA YKBBB Leles



SMA AL-QONA'AH
No
Nama
Asal sekolah
1
E.Rina Jumiati
SMA Al-Qona'ah
2
Yadi Suryadi
SMA Al-Qona'ah
3
Desy Mentari
SMA Al-Qona'ah
4
Wilda Widiawati S
SMA Al-Qona'ah
5
Nur Syifa
SMA Al-Qona'ah
6
Rismayanti
SMA Al-Qona'ah



SMA 5 TASIKMALAYA
No
Nama
Asal sekolah
1
Wafa Huwaidah
SMA 5 Tasikmalaya



SMAN 2 GARUT
No
Nama
Asal sekolah
1
Putra Rahadian D
SMAN 2 garut
2
Cucu Casmaya
SMAN 2 garut
3
Shinta Putri Yani
SMAN 2 garut
4
Neng Delis N
SMAN 2 garut
5
Rista Puspita Sari
SMAN 2 garut
6
Hilman Firmansyah
SMAN 2 garut
7
Lenti Nurbaeti R
SMAN 2 garut
8
Iqri Puspa Yuanda
SMAN 2 garut
9
Adi Nuryadi
SMAN 2 garut
10
Lita Purnamasari
SMAN 2 garut
11
Yudi Mulyadi
SMAN 2 garut
12
Ratih Julaeha
SMAN 2 garut
13
Wiwin Suprianti
SMAN 2 garut
14
Bayu Purnama Alam
SMAN 2 garut
15
Indra Ramdani
SMAN 2 garut
16
Nina Karlina
SMAN 2 garut
17
Syifa Fauziah Budiman
SMAN 2 garut



SMAN 1 NGAMPRAH
No
Nama
Asal Sekolah
1
Ruspendi
SMAN 1 Ngamprah
2
Ahmad Sajidin
SMAN 1 Ngamprah
3
Agung Rizky Setiawan
SMAN 1 Ngamprah
4
Fajar Jaelani
SMAN 1 Ngamprah
5
Annisa Nurul Firdaus
SMAN 1 Ngamprah
6
Rizal Shubhi
SMAN 1 Ngamprah
7
Kodir Irawan
SMAN 1 Ngamprah
8
Neng Kartinah
SMAN 1 Ngamprah
9
Danu
SMAN 1 Ngamprah



MA ALBIDAYAH
No
Nama
Asal Sekolah
1
Ayu Latifah
MA AlBidayah
2
Nizwar Yazid
MA AlBidayah
3
Reni Qodariah
MA AlBidayah
4
Siti Nursolihah
MA AlBidayah
5
Syamsul Falah
MA AlBidayah
6
Irwan Tiara
MA AlBidayah
7
Ahmad Muzaqi Assahury
MA AlBidayah
8
Mahpudin
MA AlBidayah
9
Wilman Agis
MA AlBidayah



MAN CIMAHI
No
Nama
Asal Sekolah
1
Moch Zainal M
MAN Cimahi
2
Eko
MAN Cimahi
3
Milan Ardanti
MAN Cimahi
4
Erna Puspitasari
MAN Cimahi
5
Siti Nurhayati
MAN Cimahi
6
Indra Lesmana
MAN Cimahi
7
Muhammad Rijal
MAN Cimahi
8
Lia Camelia
MAN Cimahi
9
Nurul Hidayah
MAN Cimahi



MAS PERSIS SINDANGKASIH
No
Nama
Asal Sekolah
1
Fitrah Insani
MAS PERSIS SINDANGKASIH
2
Aisyah
MAS PERSIS SINDANGKASIH
3
Suci Kurnia
MAS PERSIS SINDANGKASIH
4
Leni Nurazizah
MAS PERSIS SINDANGKASIH
5
Friska fuji astuti
MAS PERSIS SINDANGKASIH
6
Erna Tresnawati
MAS PERSIS SINDANGKASIH
7
Wafa Kamilah
MAS PERSIS SINDANGKASIH
8
Demirna Muflihah
MAS PERSIS SINDANGKASIH
9
Fitriani Nur hidayah
MAS PERSIS SINDANGKASIH
10
Ade Rahmatia
MAS PERSIS SINDANGKASIH
11
Rahmadaniati Akbar
MAS PERSIS SINDANGKASIH



MA DARRUL HUDA
No
Nama
Asal Sekolah
1
Fidya Rahma Insani
MA DARRUL HUDA
2
Agus Salim
MA DARRUL HUDA



MA IBADUL GHAFUR
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Ina Marlina
MA Ibadul Ghafur
2
Eros Rosmawati
MA Ibadul Ghafur
3
Nunung Nur'aeni
MA Ibadul Ghafur
4
Tati Rahmawati
MA Ibadul Ghafur



SMAN 13 GARUT
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Siti Robiah Adawiyah
SMAN 13 GARUT
2
Ai Sopiah
SMAN 13 GARUT
3
Lia Susela
SMAN 13 GARUT
4
Dian Jamaludin
SMAN 13 GARUT
5
Nuraisah
SMAN 13 GARUT
6
Dodong
SMAN 13 GARUT
7
Eneng Rifta Soraya
SMAN 13 GARUT
8
Abdurahman Taufik
SMAN 13 GARUT



SMK PBI
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Fahmi F
SMK PBI
2
Aisyah
SMK PBI
3
Riska Nur Fajrina
SMK PBI
4
Ai Laelasari
SMK PBI
5
Tri Wulan
SMK PBI
6
Iim Yuliani
SMK PBI
7
Yuni Yulianti
SMK PBI
8
Reni Indah R
SMK PBI



MAN CIAWIGEBANG
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Nurilita Wiguna
MAN CIAWIGEBANG
2
Ranti Ayu Putri
MAN CIAWIGEBANG
3
Teguh Hariyawan
MAN CIAWIGEBANG
4
Ubaidillah
MAN CIAWIGEBANG



SMK KBU LIMBANGAN GARUT
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Angga J
SMK KBU LIMBANGAN



SMKN 08 GARUT
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Indra Sopian
SMKN O8 GARUT
2
Aidah
SMKN O8 GARUT
3
Susi Susanti
SMKN O8 GARUT
4
Yiyip Saepudin
SMKN O8 GARUT
5
Susi Sukaesih
SMKN O8 GARUT
6
Ai Nurhasanah
SMKN O8 GARUT
7
Andi Mulyana
SMKN O8 GARUT
8
Dewi Anggareni
SMKN O8 GARUT
9
Ai Kartini
SMKN O8 GARUT
10
Kiki Kamaludin
SMKN O8 GARUT
11
Irvan H
SMKN O8 GARUT
12
Agustin
SMKN O8 GARUT
13
Iman Waruman
SMKN O8 GARUT
14
Gina Sonia
SMKN O8 GARUT
15
Irfan Wijaya
SMKN O8 GARUT
16
Endah Mutiara
SMKN O8 GARUT
17
Risna Tresnasih
SMKN O8 GARUT
18
Ida Maulida
SMKN O8 GARUT
19
Marlina
SMKN O8 GARUT
20
Wahyu A
SMKN O8 GARUT
21
Ajril Loveyou
SMKN O8 GARUT
22
Aep Sopani
SMKN O8 GARUT
23
Lis Imaliah Aeni
SMKN O8 GARUT
24
Nenden Yuliani
SMKN O8 GARUT
25
Nawawi
SMKN O8 GARUT



SMAN 1 PURWADADI
No.
Nama
Asal Sekolah
1
Angga wijaya
SMAN 1 Purwadadi
2
Asep irawan
SMAN 1 Purwadadi
3
Indriyani
SMAN 1 Purwadadi
4
Jejen Jenal
SMAN 1 Purwadadi
5
Toni Hermansyah
SMAN 1 Purwadadi
6
Beni Rama
SMAN 1 Purwadadi
7
Dewi Mulyani
SMAN 1 Purwadadi
8
Inah Mulyawati
SMAN 1 Purwadadi
9
Ati Sulastri
SMAN 1 Purwadadi
10
Gilang Dwi Sumarno
SMAN 1 Purwadadi
11
Siska Selviana
SMAN 1 Purwadadi
12
Rodiah Fika Fardila
SMAN 1 Purwadadi



SMAN 1 Ciamis
No
Nama
Asal sekolah
1
Rijal Nurdiana
SMAN 1 Ciamis
2
Pebriandigama
SMAN 1 Ciamis
3
Pijar Pacamarta
SMAN 1 Ciamis
4
Lia Adianti Arnas
SMAN 1 Ciamis
5
Rety Aprissa Dewi
SMAN 1 Ciamis
6
Amanda Dessy Utami
SMAN 1 Ciamis
7
Nenden Tresna Lestari
SMAN 1 Ciamis
8
Nurfazar
SMAN 1 Ciamis
9
Meli Apriani

Bagaimana pendapat Anda tentang blog ini?

Total Tayangan Halaman